Minggu, 21 Desember 2008

Ironis : Ners Tidak Mengenal Diagnosa Keperawatan

Penulis membagi cerita kepada teman-teman sejawat.
Pada saat saya menjeguk teman (Ners, saya sebut mas) yang sakit, saya bertanya kepada Ners. Apa diagnosanya ? Ners tersebut menjawab dengan mantap "Typoid". Kemudian penulis bertanya kembali : apa yang dirasakan sekarang mas ? Masih panas, suhunya masih diatas 38 C. Dengan guyonan, berarti masalah keperawatannya Hipertermi ya ? Trus etiologinya apa mas. Ha...ha...ha..., sambil ketawa mas yang sakit tersebut menjawab Hipertermi berhubungan dengan peradangan di usus kali ya ...? Saya mengiyakan saja apalagi mas tersebut juga sebagai dosen yang mengampu mata kuliah KMB, jadi ya sepatutnya kalau dinilai benar atas jawabannya.

Tidak selang beberapa menit, perawat dan dokter yang ada di bangsal tersebut datang menyampaikan kepada mas yang sakit bahwa hasil laboratoriumnya sudah jadi yaitu HbSAg +. Dokter tersebut menyampaikan bahwa mas tersebut terkena panyakit Hepatitis.

Setelah perawat dan dokter tersebut menuju ke ruang yang lain, penulis bertanya kepada mas tersebut, berarti Hipertermi nya berhubungan dengan peradangan di hati ya mas ? Dia hanya senyum saja....

Yang menarik lagi dari cerita tersebut adalah pada saat itu ternyata ada mahasiswa sedang ujian kasus dan yang menjadi pasiennya adalah mastersebut. Mahasiswa telah dilakukan oleh dosennya mengenai laporan pendahuluan "Asuhan Keperawatan Pada Tn. Ns Dengan Typoid Di Bangsal Rumah Sakit". Pada saat akan melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya, telah disiapkan poster dan leaflet oleh mahasiswa dan dosen siap mengobservasi didekat pasien. Mahasiswa bertanya kepada Ners, apakah sudah mengetahui tentang penyakit Typoid ? Saya hanya diam saja..... Mastersebut menjawab : dik mahasiswa, diagnosa saya sudah berubah menjadi Hepatitis, ini baru saja dokternya keluar dari ruang ini.
Mahasiswa tersebut kebingungan dan tampak kecemasan sampai keringat dari tubuhnya tidak bisa dibendung. Dosen yang mengobservasipun tampak berpikir, apa yang harus dievaluasi pada hari ini kepada mahasiswanya. Dosen memutuskan untuk membuat laporan pendahuluan ulang tentang Hepatitis dan ujian ditunda hari besok.
Saya hanya bengong saja .....................kenapa ditunda ?
Saya bertanya kepada mahasiswa tersebut, mbak mahasiswa dokter apa perawat ? Saya mahasiswa perawat pak, sedang profesi disini. Trus dosen yang tadi juga perawat ? Ya pak, jawab mahasiswa tersebut ?
Saya jadi berfikir, kenapa mahasiswa perawat dan dosen tersebut terpengaruh kepada perubahan diagnosa dokter (medis), bukannya perawat adalah profesi mandiri yang memiliki diagnosa sendiri ? Sehingga tidak terpengaruh oleh diagnosa medis.
Coba kalau mahasiswa tadi membuat laporan pendahuluannya tentang Hipertermi, saya yakin ujian tidak ditunda. Karena realitasnya Ners yang sakit tersebut panas, hanya belum diketahui secara pasti penyebab panas tersebut akibat peradangan di organ tubuh mana.

3 komentar:

  1. bacanya enak nih kayak novel

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum Boss

    That's the reality, and i think we must change our mindset that we as a nurse must keep our methode to solving the problem of the patient...by nursing prosess. The fact,the nurses still dont understand about it ( or don't care ??, or only try to close thir eyes and their ear)...i hope..some times all nurses have good confidence of nursing process,why we must shame or doubt?? eh pak ngomong2 pasenne masih akeh??? he he... By Lina safarina

    BalasHapus
  3. yang salah, gurunya !!! guru perawat masih kayak dulu , perawat masih berpikir, bertindak seperti dokter kecil !!! baiknya guru perawat belajar nursing domain di nanda NDx, setiap calon mahasiswa saat opspek diminta menghapalkan NDx.... semoga

    BalasHapus