End of semester exams soon be implemented. That part of the evaluation process of study that students take. I would rate as a facilitator of the various components. For the diligent student who open the Internet (especially blogs that I manage) it will get more information.
Welcome to learn.
Kamis, 01 Januari 2009
Indonesian nurses do not have guidelines Nursing Diagnosis
In Indonesia, there has been no agreement formula nursing diagnosis. So that the nurse is still experiencing confusion in applying the nursing service. Need organization nurse (PPNI) to develop guidelines for nursing diagnosis used in Indonesia. In services such as hospitals, the nurses still tended to occur about the differences in the use of nursing diagnosis. If the diagnosis is different from the nursing interventions will also be different.
Minggu, 21 Desember 2008
Ironis : Ners Tidak Mengenal Diagnosa Keperawatan
Penulis membagi cerita kepada teman-teman sejawat.
Pada saat saya menjeguk teman (Ners, saya sebut mas) yang sakit, saya bertanya kepada Ners. Apa diagnosanya ? Ners tersebut menjawab dengan mantap "Typoid". Kemudian penulis bertanya kembali : apa yang dirasakan sekarang mas ? Masih panas, suhunya masih diatas 38 C. Dengan guyonan, berarti masalah keperawatannya Hipertermi ya ? Trus etiologinya apa mas. Ha...ha...ha..., sambil ketawa mas yang sakit tersebut menjawab Hipertermi berhubungan dengan peradangan di usus kali ya ...? Saya mengiyakan saja apalagi mas tersebut juga sebagai dosen yang mengampu mata kuliah KMB, jadi ya sepatutnya kalau dinilai benar atas jawabannya.
Tidak selang beberapa menit, perawat dan dokter yang ada di bangsal tersebut datang menyampaikan kepada mas yang sakit bahwa hasil laboratoriumnya sudah jadi yaitu HbSAg +. Dokter tersebut menyampaikan bahwa mas tersebut terkena panyakit Hepatitis.
Setelah perawat dan dokter tersebut menuju ke ruang yang lain, penulis bertanya kepada mas tersebut, berarti Hipertermi nya berhubungan dengan peradangan di hati ya mas ? Dia hanya senyum saja....
Yang menarik lagi dari cerita tersebut adalah pada saat itu ternyata ada mahasiswa sedang ujian kasus dan yang menjadi pasiennya adalah mastersebut. Mahasiswa telah dilakukan oleh dosennya mengenai laporan pendahuluan "Asuhan Keperawatan Pada Tn. Ns Dengan Typoid Di Bangsal Rumah Sakit". Pada saat akan melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya, telah disiapkan poster dan leaflet oleh mahasiswa dan dosen siap mengobservasi didekat pasien. Mahasiswa bertanya kepada Ners, apakah sudah mengetahui tentang penyakit Typoid ? Saya hanya diam saja..... Mastersebut menjawab : dik mahasiswa, diagnosa saya sudah berubah menjadi Hepatitis, ini baru saja dokternya keluar dari ruang ini.
Mahasiswa tersebut kebingungan dan tampak kecemasan sampai keringat dari tubuhnya tidak bisa dibendung. Dosen yang mengobservasipun tampak berpikir, apa yang harus dievaluasi pada hari ini kepada mahasiswanya. Dosen memutuskan untuk membuat laporan pendahuluan ulang tentang Hepatitis dan ujian ditunda hari besok.
Saya hanya bengong saja .....................kenapa ditunda ?
Saya bertanya kepada mahasiswa tersebut, mbak mahasiswa dokter apa perawat ? Saya mahasiswa perawat pak, sedang profesi disini. Trus dosen yang tadi juga perawat ? Ya pak, jawab mahasiswa tersebut ?
Saya jadi berfikir, kenapa mahasiswa perawat dan dosen tersebut terpengaruh kepada perubahan diagnosa dokter (medis), bukannya perawat adalah profesi mandiri yang memiliki diagnosa sendiri ? Sehingga tidak terpengaruh oleh diagnosa medis.
Coba kalau mahasiswa tadi membuat laporan pendahuluannya tentang Hipertermi, saya yakin ujian tidak ditunda. Karena realitasnya Ners yang sakit tersebut panas, hanya belum diketahui secara pasti penyebab panas tersebut akibat peradangan di organ tubuh mana.
Pada saat saya menjeguk teman (Ners, saya sebut mas) yang sakit, saya bertanya kepada Ners. Apa diagnosanya ? Ners tersebut menjawab dengan mantap "Typoid". Kemudian penulis bertanya kembali : apa yang dirasakan sekarang mas ? Masih panas, suhunya masih diatas 38 C. Dengan guyonan, berarti masalah keperawatannya Hipertermi ya ? Trus etiologinya apa mas. Ha...ha...ha..., sambil ketawa mas yang sakit tersebut menjawab Hipertermi berhubungan dengan peradangan di usus kali ya ...? Saya mengiyakan saja apalagi mas tersebut juga sebagai dosen yang mengampu mata kuliah KMB, jadi ya sepatutnya kalau dinilai benar atas jawabannya.
Tidak selang beberapa menit, perawat dan dokter yang ada di bangsal tersebut datang menyampaikan kepada mas yang sakit bahwa hasil laboratoriumnya sudah jadi yaitu HbSAg +. Dokter tersebut menyampaikan bahwa mas tersebut terkena panyakit Hepatitis.
Setelah perawat dan dokter tersebut menuju ke ruang yang lain, penulis bertanya kepada mas tersebut, berarti Hipertermi nya berhubungan dengan peradangan di hati ya mas ? Dia hanya senyum saja....
Yang menarik lagi dari cerita tersebut adalah pada saat itu ternyata ada mahasiswa sedang ujian kasus dan yang menjadi pasiennya adalah mastersebut. Mahasiswa telah dilakukan oleh dosennya mengenai laporan pendahuluan "Asuhan Keperawatan Pada Tn. Ns Dengan Typoid Di Bangsal Rumah Sakit". Pada saat akan melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya, telah disiapkan poster dan leaflet oleh mahasiswa dan dosen siap mengobservasi didekat pasien. Mahasiswa bertanya kepada Ners, apakah sudah mengetahui tentang penyakit Typoid ? Saya hanya diam saja..... Mastersebut menjawab : dik mahasiswa, diagnosa saya sudah berubah menjadi Hepatitis, ini baru saja dokternya keluar dari ruang ini.
Mahasiswa tersebut kebingungan dan tampak kecemasan sampai keringat dari tubuhnya tidak bisa dibendung. Dosen yang mengobservasipun tampak berpikir, apa yang harus dievaluasi pada hari ini kepada mahasiswanya. Dosen memutuskan untuk membuat laporan pendahuluan ulang tentang Hepatitis dan ujian ditunda hari besok.
Saya hanya bengong saja .....................kenapa ditunda ?
Saya bertanya kepada mahasiswa tersebut, mbak mahasiswa dokter apa perawat ? Saya mahasiswa perawat pak, sedang profesi disini. Trus dosen yang tadi juga perawat ? Ya pak, jawab mahasiswa tersebut ?
Saya jadi berfikir, kenapa mahasiswa perawat dan dosen tersebut terpengaruh kepada perubahan diagnosa dokter (medis), bukannya perawat adalah profesi mandiri yang memiliki diagnosa sendiri ? Sehingga tidak terpengaruh oleh diagnosa medis.
Coba kalau mahasiswa tadi membuat laporan pendahuluannya tentang Hipertermi, saya yakin ujian tidak ditunda. Karena realitasnya Ners yang sakit tersebut panas, hanya belum diketahui secara pasti penyebab panas tersebut akibat peradangan di organ tubuh mana.
Diagnosa Keperawatan Merupakan Kunci Perawat Bekerja
Perawat bekerja menggunakan metode asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, analisa data, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dari pasien. Perawat memulai pengkajian dari keluhan pasien sebagai data awal untuk mendapatkan data yang lain baik subyektif atau data obyektif pasien. Data awal tersebut dijadikan sebagai "petunjuk" untuk masalah keperawatan yang terjadi pada pasien. Sehingga perawat mulai bekerja "menganalisa" yaitu mengumpulkan data yang se-karakteristik dari pasien.
Hasil akhir dari analisa data adalah ditemukannya diagnosa keperawatan pasien. Bila diagnosa keperawatan pasien telah dirumuskan oleh perawat bersama pasien maka langkah selanjutnya yang diharapkan oleh pasien adalah masalah tersebut dapat teratasi. Perawat dituntut ketepatannya untuk merencanakan dan mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosanya. Oleh karena itu diagnosa keperawatan merupakan kunci kerja perawat. Perawat melakukan pengkajian dan analisa data untuk mendapatkan diagnosa keperawatan, berikutnya perawat melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan.
Bila kunci tersebut salah maka kerja perawat adalah salah.
Hasil akhir dari analisa data adalah ditemukannya diagnosa keperawatan pasien. Bila diagnosa keperawatan pasien telah dirumuskan oleh perawat bersama pasien maka langkah selanjutnya yang diharapkan oleh pasien adalah masalah tersebut dapat teratasi. Perawat dituntut ketepatannya untuk merencanakan dan mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosanya. Oleh karena itu diagnosa keperawatan merupakan kunci kerja perawat. Perawat melakukan pengkajian dan analisa data untuk mendapatkan diagnosa keperawatan, berikutnya perawat melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan.
Bila kunci tersebut salah maka kerja perawat adalah salah.
Langganan:
Postingan (Atom)